Minggu, 24 Desember 2023

Kebaya Rancongan

 Madura adalah pulau kecil yang berada di timur laut pulau Jawa, dengan luas sekitar 5.168 km².
wikipedia

Mendengar nama Madura pasti yang terlintas dalam pikiran kita adalah nikmatnya sate Madura.

Kalau sate Madura terkenal akan nikmatnya di lidah, maka akan saya perkenalkan baju adat Madura yang nikmat dipandang mata.

Baju adat Madura untuk laki-lakinya adalah baju pesa'an, biasa disebut dengan baju Sakera.


baju pesa'an dan kebaya Rancongan (sumber gambar, wikipie.co.id)

Namun, kali ini saya akan mengulas tentang baju adat perempuannya yang nikmat dipandang mata. Adalah, kebaya Rancongan atau kebaya tanpa kutu baru atau biasa disebut kebaya Marlena.

Kebaya ini memiliki desain dengan mengikuti bentuk tubuh dan motif yang sederhana. Memakai bahan/kain yang tipis atau kain brokat.


kebaya Rancongan. Dok. Pri

Ciri khas kebaya ini digunakan dengan dalaman (baca; bra) berwarna kontras yang ketat pada tubuh seperti warna kebaya merah dipadukan dengan dalaman warna hijau. Menjadi terlihat sangat mencolok karena paduan warna yang  berani, tapi terlihat semakin molek di tubuh.

Kebaya ini dipadukan dengan bawahan sarung batik bermotif khusus, seperti motif storjan, tabiruan atau Lasem. Juga dikombinasikan dengan stagen Jawa (odhet) berukuran 1,5 m lebar 15cm yang dililitkan di pinggang.

Biasa dipakai dengan aksesoris  berupa sisir cucuk emas yang dipakaikan di gelungan rambut dan logam emas di depan dada, atau cemiti emas.

Nilai filosofi dari baju kebaya ini adalah bahwa wanita Madura sangat menjunjung tinggi akan kecantikan dan keindahan bentuk tubuh.

Ciri khas dari baju kebaya Madura ini adalah berwarna cerah seperti warna merah menyala yang melambangkan karakter wanita Madura yang pemberani, tegas dan berterus terang.

Kebaya ini biasa dipakai di hari-hari perayaan daerah, perayaan kemerdekaan ataupun perayaan hari Kartini dan wisuda. Saat ini juga dipakai oleh para pegawai dan murid sekolah di hari Selasa setiap awal bulan.


Dok.pri



Negara kita ini tidak hanya alamnya saja yang kaya, tapi juga kaya akan budaya serta adat-adatnya.



Namun, sangat disayangkan, belakangan ini saya lihat diacara-acara pawai 17-san sudah sangat jarang yang mengenakan pakaian-pakaian daerah. Lebih marak dengan pakaian yang bersayap-sayap, sampai membutuhkan tempat yang luas saat berjalan.

Padahal, menurut saya sebagai negara yang kaya akan budaya dan adat, harusnya kita memperkenalkan baju-baju adat masing-masing daerah dan suku di negara kita ini dalam acara-acara pameran besar seperti pawai 17-san ini.

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar