Minggu, 24 Desember 2023

Kebaya Dalam Perspektif Islam Nusantara

 Kebaya adalah blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni.

(Sumber https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kebaya)

Asal kata kebaya berasal dari kata Arab yaitu abaya yang berarti pakaian, namun versi lain menyebut berasal dari kata "Kebyak" atau "Mbayak" dari masyarakat Jawa.

Sebelum agama Islam dipeluk oleh masyarakat Nusantara, wanita Jawa hanya menggunakan kain sebagai penutup bagian bawah tubuh. Bagian atasnya terbuka. Dan ini lazim bagi kebiasaan setempat.

Setelah Islam datang, mulailah syi'ar untuk mengatur tata cara berbusana yang sopan menurut Islam bagi pemeluknya, salah satunya ialah menutup aurat.

Aurat wanita menurut syariat Islam adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, akan tetapi karena pada masa itu Islam barulah muncul sehingga cara mengajaknyapun melalui proses yang bertahap yaitu dengan mempertimbangkan aspek adat istiadat dan budaya pada saat itu.

Sejatinya, menutup aurat bagi wanita Muslimah bukan sekedar syariat melainkan ada aspek lainnya. Yakni fungsi perlindungan, fungsi estetika, dan fungsi identitas.

Maka diciptalah penutup dada bagi wanita Muslimah yang disebut kemben. Dari situ mulailah terbentuklah ciri khas pembeda antara wanita Islam dengan yang bukan Islam.

Fungsi estetika ini diperkuat secara bertahap mulai jaman Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Dibuatlah Kebaya untuk melengkapi penutup bagian bahu dan tangan.

Awalnya dipakai oleh kerabat ulama dan kerajaan, kemudian dipakai juga oleh penduduk wanita secara umum.

(Sumber : Pinterest)
Dan seterusnya hingga kemudian dikenallah selendang sebagai pelengkap. Biasanya hanya dipakai oleh kerabat ulama atau saat akan menghadiri pengajian.

Apakah tidak bertentangan dengan syariat Islam? Tentu saja tidak. Syaikh Ibnu Hajar memberi batasan bahwa batas minimal berbusana bagi wanita ialah batas kesopanan di masing-masing wilayah. Karena itulah wanita berkebaya sudah amat sangat sopan, bahkan merupakan pakaian kehormatan.

Imam Nawawi Al Bantani juga mempermudah pemisahan perlakuan terhadap aurat wanita, yakni dibagi 4.

(Sumber gambar : Google)
Pertama, ketika sholat maka aurat yang wajib ditutup ialah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Kedua, aurat yang wajib ditutup ketika bertemu dengan sesama wanita sama dengan aurat pria (dari mulai pusar sampai lutut)

Ketiga, aurat yang wajib ditutup ketika bersama suaminya ialah sama dengan aurat pria ( dari mulai pusar sampai lutut).

Keempat, aurat yang wajib ditutup ketika bertemu laki-laki lain / bukan mahromnya adalah sama seperti aurat yg wajib ditutup saat sholat yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan atau berdasarkan kepantasan/etika busana dalam daerah tersebut, seperti kebaya yg dikenakan oleh wanita jawa yang dipadukan dengan kerudung selempang itu sudahlah cukup.

Demikian detailnya ulama nusantara ahli fiqih menjelaskan tata cara berbusana bagi wanita nusantara dengan tetap melestarikan adat budaya tanpa melanggar syariat Islam. Begitulah cara ulama Nusantara mengajarkan Islam yaitu dengan cara yang ramah dan penuh kasih sayang tanpa adanya paksaan. Sebagaimana tujuan Rasulullah SAW diutus yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

(Sumber gambar : Dokpri)
Mari kita lestarikan Kebaya, karena kebaya adalah busana kebanggaan wanita Indonesia,, saya suka kebaya karena saya wanita Indonesia... 🇲🇨🇲🇨🇲🇨

Arab Saudi sebagai basis "pemurnian Islam" dan pernah beranggapan bahwa busana Islami adalah berhijab lebar dan bercadar, kini mulai menyadari esensinya. Mereka mulai memperkenalkan kembali busana khas masing-masing daerah/negara.

Semoga ibroh ini bermanfaat bagi mereka yang berakal.

Bahkan Habib Luthfi Bin Yahya bersama istri
tercintanya pun ikut meramaikan Karnaval memperingati dirgahayu kemerdekaan RI/17an (14-08-2019) dengan tampil mengenakan busana adat Jawa di simbang wetan Pekalongan.

Saat banyak wanita INDONESIA yang berlomba-lomba menjadi ARAB dengan menggunakan CADAR dan menganggap dirinya hijrah, SYARIFAH SALMA (Istri dari Maulana Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan) malah terlihat cantik mempesona dan percaya diri memakai kebaya.. jangan di tanya jalur nasab beliau, karena beliau adalah salah satu Keturunan Rosululloh SAW..

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar